Di Balik Kecanggihan AI,
Profesi Ini Tetap Tidak Tergantikan!
Di tengah pesatnya kemajuan dunia, terutama dengan berkembangnya teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, banyak profesi yang diprediksi akan tergantikan oleh AI. AI sendiri merupakan system computer yang dirancang untuk meniru kemampuan dari intelektual manusia seperti berpikir dan bertindak rasional. Menurut laporan dari Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF), setidaknya 23% pekerjaan di seluruh dunia beresiko terdampak oleh revolusi AI ini, yang akan memicu disrupsi besar dalam berbagai sektor industri. Meskipun begitu tetap ada profesi yang tidak akan dapat digantikan oleh AI, salah satu profesi yang tidak akan tergantikan oleh AI adalah guru di bidang pendidikan inklusi yang akan membantu mengajar dan mendampingi anak berkebutuhan khusus.
Peran guru dalam pendidikan inklusi yang mendampingi dan mengajar anak berkebutuhan khusus tak akan pernah bisa digantikan oleh AI, dan berikut adalah beberapa alasan mengapa demikian:
Guru tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pendamping yang membantu anak-anak ini mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, serta membangun rasa percaya diri dalam lingkungan sosial mereka. Anak berkebutuhan khusus sangat membutuhkan latihan dalam berkomunikasi dan mengelola emosi, yang sangat bergantung pada interaksi interpersonal secara langsung. Kehadiran fisik dan koneksi personal ini tidak dapat digantikan oleh AI.
Guru yang membantu anak berkebutuhan khusus sangat bergantung pada pengamatan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat nonverbal lainnya untuk memahami apa yang dirasakan atau dialami anak, terutama bagi anak-anak yang kesulitan berkomunikasi secara verbal. Hal ini termasuk kemampuan membaca bahasa tubuh, nada suara, atau ekspresi yang mungkin tidak bisa ditafsirkan secara tepat oleh AI. AI mungkin dapat mengenali pola, tetapi belum memiliki kapasitas penuh untuk memahami isyarat nonverbal secara kontekstual.
Guru yang mendampingi anak berkebutuhan khusus tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pemberi dukungan emosional dan psikologis. Guru dapat memahami perasaan, ketakutan, dan kebutuhan mereka secara intuitif, memberikan perhatian dan empati yang belum bisa diimitasi oleh AI. Mengajar anak berkebutuhan khusus juga memerlukan kesabaran luar biasa—sebuah kualitas yang tidak dapat dilakukan oleh AI.
sumber: www.kompas.com/edu/read/2023/08/18/104000471/15-pekerjaan-yang-sulit-tergantikan-ai-ada-pekerjaanmu