Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan pelaksanaan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya langsung pada masyarakat secara kelembagaan. Aktivitas ini dilaksanakan sebagai penyebaran Tri Dharma Perguruan Tinggi serta tanggung jawab yang luhur dalam usaha mengembangkan kemampuan masyarakat, sehingga dapat mempercepat laju pertumbuhan tercapainya pembangunan nasional.
Dalam pelaksanaannya, pendidikan dan penelitian dipadukan serta melibatkan mahasiswa dan staf pengajar. Jenis pelaksanaannya pun beragam, disesuaikan dengan masing-masing kampus. Di antaranya meliputi penataan, lokakarya, kursus, berbagai penyuluhan, kampanye, proyek, publikasi, percontohan, dan demonstrasi seperti pameran.
Kegiatan ini kemudian terbagi ke berbagai bidang, termasuk bidang kewiraswastaan (ekonomi), sarana dan prasarana, produksi, pendidikan, sosial budaya, serta akuntansi dan kependudukan—dengan waktu pelaksanaan disesuaikan ke masing-masing kampus. Harapannya, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kemandirian dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa akan berinteraksi dan ikut membangun lingkungan masyarakat desa. Dengan melihat kehidupan masyarakat, mahasiswa akan bersikap lebih kritis serta meningkatkan simpati dan empati terhadap orang lain. Lebih baik lagi jika mereka menyadari adanya isu sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat tempat mereka berkegiatan.
Berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat mendorong mahasiswa berinteraksi langsung dengan warga setempat. Dalam hal ini dibutuhkan keaktifan dan sikap komunikatif, agar mahasiswa mampu memahami latar belakang warga dan kesehariannya.
Apabila kegiatan dilangsungkan di luar kota, sedikit banyak mahasiswa akan belajar berbicara bahasa daerah, meskipun bisa menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Dengan menggunakan bahasa daerah, mahasiswa bisa lebih mengakrabkan diri dan komunikatif dalam berinteraksi dengan warga setempat.
Saat melakukan kegiatan pengabdian masyarakat, mahasiswa akan berhubungan dengan orang banyak selain tim dan warga setempat. Yakni berhubungan langsung dengan tokoh masyarakat atau pemerintah setempat.
Hal ini dapat dimanfaatkan untuk memperluas relasi, sekaligus menjadi awal untuk menjaga hubungan ke depannya. Siapa tahu, ke depannya bisa menjalin kerja sama atau membantu kesejahteraan warga setempat.
Mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat berarti beradaptasi dengan aktivitas warga setempat. Di saat bersamaan, mahasiswa juga mempelajari karakteristik, adat istiadat, dan kebiasaannya.
Hal ini akan memperkaya pengalaman dan wawasan mahasiswa dengan melihat kehidupan orang lain yang cukup berbeda. Bahkan, mahasiswa dapat belajar lebih peka dengan lingkungan sekitar, menghargai pendapat orang lain, dan bernegosiasi dengan orang yang terpaut rentang usia.
Contoh kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan oleh mahasiswa Bentara Campus. Sebagai instansi pendidikan, Bentara Campus mempersiapkan program-program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan komunitas dan masyarakat Indonesia.
Pada Desember lalu, sejumlah mahasiswa Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Cianjur. Aktivitas ini merupakan respon terhadap bencana gempa bumi yang terjadi di Cianjur. Pengabdian masyarakat yang dijalankan berupa pengumpulan data dan kegiatan psikososial.
Tujuan diadakannya kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada penduduk yang mengalami trauma serta gangguan mental akibat bencana. Berdasarkan pengamatan mahasiswa yang terlibat, bantuan bencana yang dilakukan berfokus pada bantuan untuk pemulihan fisik berupa sandang, pangan, dan papan.
Kegiatan pengabdian masyarakat oleh Bentara Campus menggambarkan bagaimana bantuan fisik dan psikologi sama pentingnya bagi masyarakat wilayah korban bencana. Dengan melakukan pengabdian masyarakat, mahasiswa dapat menemukan kesimpulan tersebut yang akan berguna bagi perkembangan mereka.