Jakarta merupakan salah satu kota tujuan calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi sekaligus membangun karier. Sebab, berbagai pilihan perguruan tinggi—negeri maupun swasta—berada di kota ini. Tak dipungkiri, banyak orang beranggapan hidup di Jakarta serba enak karena semakin mudah. Namun, ada satu hal yang kerap menjadi pertimbangan, yakni biaya hidup kuliah di Jakarta.
Biaya hidup ini mencakup indekos, biaya makan, dan transportasi. Sebenarnya, biaya tersebut bersifat relatif. Tergantung dari area tempat tinggal, tipe indekos yang dipilih, serta gaya hidup. Karena itu, ketika merantau di Jakarta, mahasiswa dapat menyesuaikan kebutuhannya.
Meskipun demikian, tentu hal itu tetap menjadi keluhan perantau dari luar Jakarta—khususnya calon mahasiswa yang belum berpenghasilan. Maka itu, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan estimasi biaya hidup anak kost di Jakarta. Tujuannya adalah menentukan kecukupan biaya agar tidak membebankan orang tua.
Lalu, kira-kira berapa kisaran biayanya?
Sewa kost merupakan salah satu biaya paling besar yang dikeluarkan. Untuk mengatasinya, sebaiknya Anda memilih tempat tinggal yang berdekatan dengan kampus. Biasanya, harga yang ditawarkan lebih murah karena dikhususkan untuk mahasiswa—kurang lebih di kisaran Rp500 ribu hingga Rp2,5 juta.
Fasilitas yang ditawarkan pun beragam. Ada yang mencakup AC, WiFi, listrik, televisi, dan laundry. Ada juga yang hanya mencakup ruangan tanpa furnitur apa pun. Fasilitas inilah yang menentukan harga. Setidaknya dengan lokasi yang dekat, Anda bisa memotong pengeluaran untuk transportasi umum karena bisa berjalan kaki di kampus.
Opsi lainnya adalah tinggal di asrama kampus. Selain lebih murah, di sejumlah kampus terdapat fasilitas shuttle bus gratis menuju kampus di jam tertentu.
Namun, jika menginginkan tempat yang lebih nyaman, fasilitas lebih lengkap, dan biaya bukan jadi masalah, Anda bisa memilih apartemen. Biaya sewanya di kisaran Rp3 juta per bulan dan terletak di kawasan strategis, sehingga lebih mudah menjangkau berbagai daerah.
Hal yang tak kalah penting berikutnya adalah biaya makan. Untuk makan di warung maupun kampus, setidaknya Anda akan mengeluarkan uang sebesar Rp15 ribu—lengkap dengan nasi, lauk, dan sayur.
Di malam hari, banyak makanan kaki lima yang bisa dicoba dengan kisaran harga beragam. Atau jika ingin berhemat, Anda bisa belanja sayur dan protein kemudian memasak sendiri. Setidaknya Anda akan mengeluarkan Rp50 ribu per minggu jika berbelanja di pasar.
Ada berbagai transportasi umum yang bisa Anda gunakan di Jakarta. Mulai dari Transjakarta, Moda Raya Terpadu (MRT), Kereta Rel Listrik (KRL), transportasi online, bajaj, bus, hingga angkutan kota (angkot). Dengan tarif Rp4.500, Anda bisa sampai ke tempat tujuan menggunakan KRL maupun Transjakarta.
Jika ingin berhemat, Anda bisa berjalan kaki jika jarak tempuhnya dekat. Misalnya di sekitar kampus, maupun dari stasiun dan halte ke tempat tujuan.
Biaya hidup mahasiswa di Jakarta yang terakhir adalah keperluan untuk sehari-hari, seperti kuota internet, perawatan tubuh, atau hang out dengan teman-teman. Biaya kebutuhan pokok di Jakarta cenderung lebih mahal dibandingkan di area Pulau Jawa lainnya. Namun, ini bergantung pada gaya hidup setiap orang.
Terlebih di Jakarta ada banyak tempat makan dan pusat perbelanjaan, yang sering bikin tergiur. Ditambah adanya tempat-tempat viral yang banyak dijumpai di internet. Jika Anda termasuk orang yang sulit menolak ajakan hangout dan belanja, mungkin akan memerlukan biaya ekstra. Untuk menonton bioskop saja paling murah seharga Rp25 ribu, itu pun hanya di sejumlah bioskop.
Tapi, bukan berarti Anda menutup diri dari kegiatan-kegiatan tersebut. Yang penting bisa menyesuaikan antara kebutuhan dan keinginan diri.