Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa terkecuali. Termasuk anak-anak penyandang disabilitas, yang juga memiliki cita-cita dan potensi untuk meraihnya. Namun, akses mereka masih sering terabaikan. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan pendidikan inklusi.
Pendidikan inklusi merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan akses dan kesempatan yang sama, kepada semua siswa untuk belajar.
Pengertian itu menjelaskan bahwa anak-anak yang menerima diskriminasi karena minoritas di masyarakat, maupun penyandang disabilitas, dapat melakukan pembelajaran di lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik umum.
UNICEF mencatat, ada 240 juta anak penyandang disabilitas di seluruh dunia. Sayangnya, sering kali anak-anak penyandang disabilitas dikecualikan dari lingkungannya, sehingga hak untuk memperoleh pendidikan belum terpenuhi.
Padahal, sebagai instansi pendidikan, sekolah bertanggung jawab menciptakan lingkungan yang menyambut seluruh siswa. Terlepas dari latar belakang dan keterbatasannya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 70 Tahun 2009 menyebutkan, pemerintah kabupaten/kota menunjuk paling sedikit satu Sekolah Dasar (SD) dan satu Sekolah Menengah Pertama (SMP), untuk menyelenggarakan pendidikan inklusi. Penyelenggaraan yang dimaksud adalah wajib menerima peserta didik, yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial–atau potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.
Namun, dalam praktiknya, anak-anak penyandang disabilitas bukan sekadar dilibatkan di sekolah reguler. Dengan kompetensinya, mereka juga dapat berpartisipasi di kegiatan belajar mengajar maupun aktivitas lain di lingkungan sekolah.
Selain itu, anak-anak penyandang disabilitas dapat saling berinteraksi dengan orang-orang non-disabilitas. Hal ini didorong oleh sekolah, yang memberikan penerimaan, pemahaman, dan memperhatikan keragaman siswa, baik secara sosial, akademis, fisik, kognitif, dan emosional.
Sebab, prinsip dari sistem pendidikan ini adalah membuat semua siswa merasa disambut, tertantang untuk berkembang, dan menerima dukungan. Maka itu, dibutuhkan tenaga pendidik dan stakeholder dalam bidang pendidikan, untuk menciptakan inklusivitas dalam sistem pendidikan.
Sebenarnya, menciptakan lingkungan belajar yang inklusif tidak hanya menghapuskan diskriminasi. Siswa non-disabilitas perlu diperkenalkan dan dibesarkan, di lingkungan yang merepresentasikan situasi ketika mereka bekerja di usia dewasa. Lingkungan yang beragam dan tidak eksklusif.
Lalu, siswa akan lebih familier dengan teman-temannya yang penyandang disabilitas. Itu akan mengurangi rasa takut dalam diri mereka, yang umumnya dirasakan ketika berada di dekat penyandang disabilitas.
Lebih dari itu, berikut adalah beberapa tujuan lainnya:
Tak hanya bagi siswa penyandang disabilitas, sistem pendidikan yang menerapkan inklusivitas bahkan bermanfaat untuk siswa non-disabilitas, guru, dan orang tua. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Walaupun terdapat berbagai sisi positif, pendidikan inklusi justru belum memiliki sarana penunjang yang memadai. Faktor ini dilatarbelakangi oleh minimnya tenaga pendidik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, untuk mengimplementasikan sistem pendidikan tersebut.
Situasi itu menunjukkan adanya keterbatasan tenaga pendidik dalam mencerdaskan siswa. Pada akhirnya, kembali menciptakan lingkungan belajar mengajar yang eksklusif.
Untuk mendorong inklusivitas dalam sistem pendidikan, tenaga pendidik perlu mempelajari pendidikan inklusi, disabilitas, kebijakan proses pembelajaran dalam memenuhi kebutuhan layanan setara, kode etik guru, dan anak-anak dari komunitas yang termarginalkan.
Mengatasi permasalahan tersebut, Bentara Campus menghadirkan program studi Pendidikan Inklusi (Pensif), untuk menghasilkan tenaga pendidik yang kompeten dan berkualitas tinggi.
Melalui program Diploma 3 (D3), mahasiswa dipersiapkan untuk memiliki kekuatan kompetensi, dan menjadi tenaga pendidik berkualitas. Mahasiswa akan mengikuti pelatihan dan metode pembelajaran, yang mengintegrasikan teori, riset, dan praktik. Mari bergabung dengan Bentara Campus, dan menjadi lulusan yang kompeten dan profesional.